Rabu, 27 April 2011

Sang Fenomenal Menghipnostis Seluruh Dunia

Menurut buku Quantum Learning, anak-anak belajar dengan cara audio (mendengar), visual (melihat) dan kinetik (mencoba melalui gerakan). Sehingga, lagu dianggap sebagai salah satu sarana yang paling baik untuk menyampaikan pesan yang mudah ditangkap. Secara alamiah, manusia diciptakan untuk menyenangi musik, terbukti bahwa setiap orang bisa bersenandung walaupun hanya di dalam kamar mandi. Lagu berlaku seperti sebuah doktrin, semakin sering seseorang mengulang syair lagu tersebut, biasanya semakin seseorang meresapkan nilai yang terkandung di dalamnya.

video
Perhatikan gaya lipsync balita di video di atas. Sangat menggemaskan dengan mimik dan gerakan tangan menirukan artis pop idola remaja, Justin Beiber yang sedang naik daun. Bila orang tua si anak bisa mengarahkan dengan tepat, tidak mustahil balita ini akan memiliki kemampuan bernyanyi dan menari melebihi Justin Beiber pada masa yang akan datang. Justin Beiber memang fenomenal. ABG kelahiran Strartford, Ontario, Kanada, 1 Maret 1994 ini "mendadak" populer di seluruh dunia.
Justin Bieber menjadi sensasi di Amerika Serikat pada tahun 2009 setelah ditemukan oleh Scooter Braun melalui video kompetisi menyanyi lokal "Stratford Star" di Ontario yang dipublikasikan di YouTube oleh ibu Justin di tahun 2007, dimana Justin meraih peringkat kedua. Scooter Braun, seorang agen pencari bakat dan mantan Marketing Eksekutif perusahaan So So Def melihat video ini dan memutuskan untuk mempertemukan Justin Bieber dengan Usher untuk audisi. Singel pertamanya yang berjudul "One Time", diterbitkan secara serentak diseluruh dunia di tahun 2009, dan meduduki peringkat 30 besar di lebih dari 10 negara. Albumnya pertamanya "My World" (Duniaku) kemudian mengikuti pada 17 November 2009 dan menerima penghargaan platinum di Amerika Serikat, dan menjadi penyanyi pertama yang memiliki tujuh lagu dari album pertama yang keseluruhannya berhasil mendapat peringkat di Billboard Hot 100, sebuah daftar lagu-lagu terkemuka yang sedang digemari.
Kepopuleran Justin Bieber diseluruh dunia dalam waktu singkat dikenal sebagai "Bieber Fever" (Demam Bieber) dimana julukan ini diberikan pada penggemarnya dengan obsesi yang berlebihan terhadap Justin Bieber. Banyak artis yang mengalami "Demam Bieber" diantaranya Jennifer Love Hewitt, dan Beyonce diperingatkan agar hati-hati oleh suaminya Jay-Z, saat berfoto bersama Justin Bieber pada penghargaan Grammy ke 52.
Walaupun dikenal akan suaranya, namun penyanyi yang punya sembilan juta fans di Twitter ini juga mampu memainkan keyboards, piano, gitar, drum dan bahkan terompet, yang keseluruhannya dipelajarinya sendiri (otodidak).
Pada Januari 2011 koran The Jakarta Post mencatat ribuan pengemar di Jakarta antri untuk mendapatkan tiket konser Justin Bieber di Jakarta. Sejumlah 10.500 lembar tiket dipersiapkan, dan sebanyak 4.000 tiket habis terjual di hari pertama. Konser Justin Bieber pada tanggal 23 April 2011 yang bertempat di Sentul memiliki harga tiket bervariasi mulai dari Rp 500,000 (US $55) hingga Rp 1 juta. Justin Bieber juga mengucapkan terima kasihnya kepada para fans di Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia.


Pengaruh Lagu Terhadap Psikologi Anak
Bagi psikologi anak, lagu yang dikonsumsi akan mempengaruhi diri anak yang bersangkutan. Seperti saat ini, industri musik Indonesia sangat minim yang memproduksi lagu anak, kebanyakan lebih memilih mengkonsumsi lagu dewasa. Lagu dewasa yang tersebar di pasar ternyata tidak melulu dikonsumsi oleh orang dewasa, malah lebih banyak dikonsumsi anak-anak.

Cinta Satu Malam atau Keong Racun, merupakan lagu cinta yang saat ini sedang laris. Kebanyakan anak sangat senang melantunkannya padahal makna syair dari lagu tersebut sangatlah binal dan blak-blakan tentang hubungan cinta muda-mudi. Apakah lagu seperti ini pantas dilantunkan anak-anak umur 3 atau 5 tahun?

Seorang anak bertanya kepada mamanya, “Mami, Keong Racun itu kayak apa?” Mamanya bingung mau menjawab apa, karena memang tidak tahu jawabannya. Rasa penasaran mengganggu mamanya, beberapa hari kemudian si mama berusaha browsing di internet untuk mencari syair lagu tersebut. Dan menurut pemahamannya, lagu itu terlalu vulgar untuk dilantunkan anak-anak. Dari pertanyaan yang diajukan anaknya, si mama menyadari bahwa anak tidak sekedar melantunkan lagu, dia juga berusaha mencerna.
Salah seorang personil Throne mengaku kepalanya benar-benar cenat-cenut mengamati tingkah keponakannya yang masih balita karena setiap hari menirukan lagu I Heart You nya SM*SH ... "You know me so well."  Tanpa bermaksud meng-judge boy band lokal yang video lipsync nya sering tampil di TV dan mendadak populer karena digemari ABG ini, para orang tua harus selektif memilih mana lagu yang cocok dan mana yang tidak cocok untuk usia anak-anaknya.
Lagu-lagu dewasa pada umumnya bercerita tentang cinta, kecemburuan, patah hati, dan sejenisnya, yang konsepnya sendiri sering kali belum dipahami anak. Ada semacam "percepatan dunia dewasa" yang dibiarkan (bahkan mungkin dipaksakan) secara halus kepada anak-anak bila mereka selalu menyanyikan lagu orang dewasa. Tentu ini akan memengaruhi perkembangan anak.

Bahasa awam yang mengatakan "matang sebelum masanya" bisa menjadi analogi untuk menggambarkan kondisi anak terpaksa tahu walau sebetulnya ia belum berhak tahu. Jika informasi ini (yang masuk ke kognitifnya sebagai pengetahuan) cukup banyak untuk masanya, tetapi emosinya belum matang, bisa dibayangkan apa yang terjadi.
Untuk mengajari buah hati menyanyikan lagu anak di tengah gempuran lagu-lagu dewasa, orangtua dituntut berperan aktif. Kita bertugas mengakrabkan anak-anak dengan dunianya, melalui lagu-lagu yang setaraf dengan perkembangan agar dapat memaksimalkan tahap perkembangannya. Banyak hal bisa dikerjakan, dari memberi kesempatan bagi lagu anak-anak untuk diperdengarkan bersama atau memberikan motivasi kepada anak agar bangga menyanyikan lagunya.

Cara paling efektif untuk memperkenalkan lagu anak adalah mengaitkan pada situasi atau kondisi yang sedang dirasakan. Ketika anak bertanya tentang cicak yang sering berkeliaran di rumah, misalnya, perkenalkan lagu Cicak-cicak di Dinding. Sejak zaman dahulu sebetulnya kita sudah memiliki banyak sekali lagu anak-anak. Demikian pula dengan lagu daerah. Diperlukan kesediaan orangtua untuk mengajari langsung anak dan meminimalkan informasi yang kurang sesuai.

2 komentar:

Muhammad Chandra mengatakan...

keep blogging :)
nice info and post ^_^

Ikkhy mengatakan...

thanks ^_^

Posting Komentar