Warna Ambigu

Kali ini saya akan membahas kisah nyata yang terjadi dalam kehidupan saya tiga bulan terakhir ini. Awalnya kami mengira Dia sosok yang biasa-biasa saja. Pandai matematika namun anaknya juga cukup humoris. Sebut Dia Kak Sabil, mahasiswa KKN UNM tahun ini yang menggantikan guru mata pelajaran matematika saya 3 bulan terakhir ini. Namun diantara teman-teman saya, Saya lebih akrab dengannya. Selain sama-sama gila, juga sama-sama penggemar matematika. Heheehhe Beberapa bulan teman-teman saya juga sudah mulai nyaman kepadanya. Dia juga sempat memberikan bimbel tambahan saat sore dan mengulang materi yang tidak kami pahami.



Sampai suatu ketika saya mendapat info tentang kelainan yang diderita khusus para ahli matematika. Pernah dengar kata "Ambigu" ? Ambigu adalah suatu benda yang dinyatakan lebih dari dua namun ada kalanya bercampur menjadi satu. Ini bukan nama kelainan namun istilah yang diberi oleh Kak Sabil bagi warna yang tidak dapat Ia lihat secara sempurna.

Yup. Mereka mengalami kelainan pada mata. Tidak dapat membedakan warna. Namun anehnya, HANYA warna hijau dan coklat. Menurut beliau ini akibat dari para penggemar matematika itu lebih sering menggunakan otak kirinya berpikir dibanding otak kanannya. Itulah sebabnya otak kanan tidak berfngsi dengan baik. Namun yang saya hernakan, mengapa hanya warna coklat dan hijau ? kenapa bukan warna lain seperti biru, kuning atau yang lain ?
Pertanyaan itu belum dapat dijawab pasti oleh beliau namun satu hal yang menjadi prinsip hidup kakak saya ini. "Dunia itu kebanyakan dipimpin oleh orang-orang aneh. Jadi jangan takut menjadi berbeda dari yang lain. Karena aneh itu unik an unik itu menarik"

Bijak bukan ?

Itulah yang buat saya bangga dengan beliau. Sederhana, aneh, memiliki kelainan pada mata namun AMAZING ! Tahu kah kalian bahwa beliau dapat mengerjakan soal matematika dengan beberapa hitungan detik saja. Dapat memperoleh rumus-rumus baru dari rumus lama yang ada. Dapat berpikir logis dan ahli dalam logika matematika. Dan yang pasti dapat membuat suasana yang membosankan menjadi lebih ceria.