Budaya membaca amatlah berkaitan dengan taraf kesadaran masyarakat
akan pentingnya ilmu pengetahuan. Mempunyai kebiasaan membaca amat
menguntungkan pribadi seseorang dalam keluasan dan kedalaman
pengetahuannya, terutama tentang hidup dan kehidupan. Tantowi Yahya,
sang motivator, menyosialisasikan budaya membaca secara proaktif dalam
nuansa persuasi. Maka, tentu saja kita tidak mau diklasifikasikan dalam
konteks masyakarat yang memiliki taraf kebodohan tinggi. Dalam zaman
seperti sekarang, konteks abad informasi, apabila membaca belum
merupakan suatu kebudayaan dan semacam kebutuhan batin, tentu kemunduran
dan ketertinggalan yang akan kita rasakan.
Konteks masyarakat kita belumlah mampu membaca dengan baik. Lebih
parah lagi, masih sebagian kecil masyarakat komunitas kita masih belum
melek huruf. Di sisi lain, masyarakat yang melek huruf pun belum bisa
semuanya membaca dengan baik dan benar mengiringi waktu yang terus
berputar. Nah, yang menjadi pemkiran, bagimanakah cara kita bisa
melakukan kegiatan membaca dengan cepat sehingga dari semakin gencarnya
bacaan melalui berbagai media akan kita lewati waktu hidup kita dengan
demikian berarti bagi kita di kemudian hari.
Membaca cepat merupakan suatu keterampilan membaca yang dalam waktu
seefektif mungkin dapat membaca sebanyak-banyaknya dengan memahami atau
mengerti yang dibacanya. Membaca cepat merupakan suatu cara menggunakan
berbagai bahan dokumen secara efektif dan cepat yang berkaitan dengan
berbagai jenis informasi yang perlu dicerap dan direproduksi. Membaca
cepat juga berkaiatan dengan teknik memusatkan perhatian terhadap yang
dibutuhkan melalui wacana informasi bacaan.
Kemampuan membaca cepat sangat bergantung pada sikap antusiasame,
kesiapan untuk membaca, berkali-kali mencoba teknik, berkeinginan
memperbaiki, dan keyakinan bahwa kita akan dapat melakukan hal itu.
Dalam sisi kebutuhan lapangan, entah untuk belajar atau bekerja atau
kesenangan, membaca harus dilakukan dengan cepat.
Regresi tidak selalu diartikan membantu proses pemahaman. Membaca
dapat dibuat menyegarkan dan bervariasi. Membaca sekilas dapat juga
berarti membaca. Dokumen teknis juga dibaca dengan cepat. Anda tidak
perlu mencoba untuk mengingat segala sesuatu yang telah Anda baca.
Penggunaan otak adalah kunci sukses cara membaca cepat dengan
menggunakan teknik sebaik mungkin. Melalui suatu latihan yang
sederhana, kita dapat menentukan kecepatan membaca dan daya pemahaman.
Pemahaman bersifat subjektif dan kebiasaan buruk dapat diubah.
Membaca memang suatu sikap. Perlu pembenahan awal tekad dan
kepercayaan diri untuk memperbaiki kemampuan membaca. Keinginan
memperbaiki hanya akan timbul dari diri sendiri. Jika tidak dilakukan
kita menyadari posisi sebagai anggota kelompok pembaca lambat. Makanya,
kembali ke satu keharusan sikap diri, harus membaca. Suatu sikap percaya
diri akan mewujudkan realita kemampuan membaca yang mengalami
peningkatan.
Memang, membaca merupakan suatu sikap. Bagiamana kita mengatasi mitos
membaca yang baik, menyenangkan serta cermat harus dilakukan secara
lambat. Bila Anda gagal untuk memahami atau kehilangan konsentrasi,
lakukanlah pembacaan ulang sesegera mungkin.
Memang membaca itu menjemukan. Membaca sekilas bukanlah membaca yang
sebenarnya. Anda membutuhkan waktu yang panjang untuk membaca. Dokumen
teknis tidak dapat dibaca dengan cepat. Dengan membaca cepat semuanya
akan menjadi membosankan. Bila membaca, Anda perlu mengingat semuanya.
Otak dan membaca menang saling berkaitan. Bagiaman Anda membaca?
Bagaimana kita memperkirakan kecepatan membaca. Pemahaman? Daftar
periksa untuk mengenali kebiasaan buruk membaca? Tanggung jawabnya?
Meminimalisasi kebiasaan buruk, membaca yang buruk, dan maksimalkan
kebiasaan membaca yang positif.
Bagimana mengurangi subvokalisasi? Bagaimana mengurangi kebiasaan
menunda atau interupsi? Bagiamana mengurangi stres? Bagaimana mengurangi
dampak disleksia? Bagaimana meningkatkan konsentrasi? Bagaimana
meningkatkan daya ingat dan panggil ulang? Bagaimana menggunakan pola
panggil ulang?
Apakah membaca cepat bisa ditempuh melalui pendekatan langkah demi
langkah? Bagaimana persiapan membacanya? Bagaimana kriteria kecepatan
awal membaca? Motivasi apa yang sebaiknya kita bina?
Bagaimana kita memanfaatkan mata dan regresi? Bagaimana pandangan
periferi? Bagaimana petunjuknya? Bagaimana mengenal irama? Bagaimana
kita menciptakan kondisi yang baik? Apa perlu konsolidasi?
Apakah mata perlu diistirahatkan? Bagiamana cara memelihara
kecepatan membaca? Prinsip perlu dikenal- diketahui, dipahami. Namun,
tak hanya sebatas itu langkah kita. Kita berlatih menggunakan konsep
yang baik dalam kegiatan kita sehari-hari, hingga akhirnya manfaatnya
akan terasa di kemudian hari.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar