Sabtu, 25 Desember 2010

Membaca Cepat

Budaya membaca amatlah berkaitan dengan taraf kesadaran masyarakat akan pentingnya ilmu pengetahuan. Mempunyai kebiasaan membaca amat menguntungkan pribadi seseorang dalam keluasan dan kedalaman pengetahuannya, terutama tentang hidup dan kehidupan. Tantowi Yahya, sang motivator, menyosialisasikan budaya membaca secara proaktif dalam nuansa persuasi. Maka, tentu saja kita tidak mau diklasifikasikan dalam konteks masyakarat yang memiliki taraf kebodohan tinggi. Dalam zaman seperti sekarang, konteks abad informasi, apabila membaca belum merupakan suatu kebudayaan dan semacam kebutuhan batin, tentu kemunduran dan ketertinggalan yang akan kita rasakan.
Konteks masyarakat kita belumlah mampu membaca dengan baik. Lebih parah lagi, masih sebagian kecil masyarakat komunitas kita masih belum melek huruf. Di sisi lain, masyarakat yang melek huruf pun belum bisa semuanya membaca dengan baik dan benar mengiringi waktu yang terus berputar. Nah, yang menjadi pemkiran, bagimanakah cara kita bisa melakukan kegiatan membaca dengan cepat sehingga dari semakin gencarnya bacaan melalui berbagai media akan kita lewati waktu hidup kita dengan demikian berarti bagi kita di kemudian hari.
Membaca cepat merupakan suatu keterampilan membaca yang dalam waktu seefektif mungkin dapat membaca sebanyak-banyaknya dengan memahami atau mengerti yang dibacanya. Membaca cepat merupakan suatu cara menggunakan berbagai bahan dokumen secara efektif dan cepat yang berkaitan dengan berbagai jenis informasi yang perlu dicerap dan direproduksi. Membaca cepat juga berkaiatan dengan teknik memusatkan perhatian terhadap yang dibutuhkan melalui wacana informasi bacaan.
Kemampuan membaca cepat sangat bergantung pada sikap antusiasame, kesiapan untuk membaca, berkali-kali mencoba teknik, berkeinginan memperbaiki, dan keyakinan bahwa kita akan dapat melakukan hal itu. Dalam sisi kebutuhan lapangan, entah untuk belajar atau bekerja atau kesenangan, membaca harus dilakukan dengan cepat.
Regresi tidak selalu diartikan membantu proses pemahaman. Membaca dapat dibuat menyegarkan dan bervariasi. Membaca sekilas dapat juga berarti membaca. Dokumen teknis juga dibaca dengan cepat. Anda tidak perlu mencoba untuk mengingat segala sesuatu yang telah Anda baca.
Penggunaan otak adalah kunci sukses cara membaca cepat dengan menggunakan teknik sebaik mungkin. Melalui suatu latihan yang sederhana, kita dapat menentukan kecepatan membaca dan daya pemahaman. Pemahaman bersifat subjektif dan kebiasaan buruk dapat diubah.
Membaca memang suatu sikap. Perlu pembenahan awal tekad dan kepercayaan diri untuk memperbaiki kemampuan membaca. Keinginan memperbaiki hanya akan timbul dari diri sendiri. Jika tidak dilakukan kita menyadari posisi sebagai anggota kelompok pembaca lambat. Makanya, kembali ke satu keharusan sikap diri, harus membaca. Suatu sikap percaya diri akan mewujudkan realita kemampuan membaca yang mengalami peningkatan.
Memang, membaca merupakan suatu sikap. Bagiamana kita mengatasi mitos membaca yang baik, menyenangkan serta cermat harus dilakukan secara lambat. Bila Anda gagal untuk memahami atau kehilangan konsentrasi, lakukanlah pembacaan ulang sesegera mungkin.
Memang membaca itu menjemukan. Membaca sekilas bukanlah membaca yang sebenarnya. Anda membutuhkan waktu yang panjang untuk membaca. Dokumen teknis tidak dapat dibaca dengan cepat. Dengan membaca cepat semuanya akan menjadi membosankan. Bila membaca, Anda perlu mengingat semuanya.
Otak dan membaca menang saling berkaitan. Bagiaman Anda membaca? Bagaimana kita memperkirakan kecepatan membaca. Pemahaman? Daftar periksa untuk mengenali kebiasaan buruk membaca? Tanggung jawabnya? Meminimalisasi kebiasaan buruk, membaca yang buruk, dan maksimalkan kebiasaan membaca yang positif.
Bagimana mengurangi subvokalisasi? Bagaimana mengurangi kebiasaan menunda atau interupsi? Bagiamana mengurangi stres? Bagaimana mengurangi dampak disleksia? Bagaimana meningkatkan konsentrasi? Bagaimana meningkatkan daya ingat dan panggil ulang? Bagaimana menggunakan pola panggil ulang?
Apakah membaca cepat bisa ditempuh melalui pendekatan langkah demi langkah? Bagaimana persiapan membacanya? Bagaimana kriteria kecepatan awal membaca? Motivasi apa yang sebaiknya kita bina?
Bagaimana kita memanfaatkan mata dan regresi? Bagaimana pandangan periferi? Bagaimana petunjuknya? Bagaimana mengenal irama? Bagaimana kita menciptakan kondisi yang baik? Apa perlu konsolidasi?
Apakah mata perlu diistirahatkan? Bagiamana cara memelihara kecepatan membaca? Prinsip perlu dikenal- diketahui, dipahami. Namun, tak hanya sebatas itu langkah kita. Kita berlatih menggunakan konsep yang baik dalam kegiatan kita sehari-hari, hingga akhirnya manfaatnya akan terasa di kemudian hari.

0 komentar:

Posting Komentar