Musibah itu telah menyabar
Segelintir petir bersambut kilat
Hangus sudah tubuhmu terbakar
Kesedihan berantai kata
Terucapkan rasa cinta
Pada gadis belia
Teman semasa muda
Sendiri menanti
Elok rupa bidadari
Jaman silih berganti
Kamu masih di hati
Sunyi senyap beratap
Dinding kamar ku pandang
Namapak kusam tak sedap
Ku tengok tanah lapang
Terbang burung alap-alap
Mencari makan dalam tenang
Puncak ranum telah hilang
Di keheningan alam
Dewi malam benderang
Damai nian terasa mendalam
Jam dinding terus berdentang
Gelap malam berganti petang
Berbenah diri tamu akan datang
Usai muncul si raja siang
Di tengah pematang
Tempat ku bergadang
Dengan kawan di seberang
Selamat jalan duhai teman
Tubuh ringan di pemakaman
Waktu singkat tubuhmu mangkat
Di bawah tanah tubuh tersekat
Sehabis aku shalat
Engkau ku doakan
Sampai nanti kita berdekatan
Liang kuburku di samping kawan
(Roil Jiwang Muhtadin : Jakarta, 17 Juni 2009)
Sumber: www.revolusisenja.indosastra.com
Sumber: www.revolusisenja.indosastra.com
0 komentar:
Posting Komentar