Kita
selama ini sering kali memperdebatkan, apakah lebih enak mana dicintai
? ataukah mencintai ?. sejujurnya banyak orang yang berkeinginan untuk
dicintai dari pada mencintai. Namun sikap itu merupakan sebuah titik
ektrim dari sebuah hubungan, yang mana ada sebagian diuntungkan dengan
dicintai dan sebagian lainya harus mencintai. Namun ada sebagian orang
yang berpikiran lebih enak untuk mencintai, inipun menurut penulis
merupakan sikap tidak seimbang. Dimana orang yang cenderung hanya
mencintai tanpa merasa dicintai akan sangat posesif dan sangat curigaan
terhadap pasanganya. Dia akan selalu menganggap cintanya adalah
sempurna dan harus diperlakukan yang sama cinta juga. Hal ini apabila
dalam kondisi yang kurang tepat akan menimbulkan masalah, seperti bila
salah satu pasangan ada ketidak cocokan dalam mengambil sikap terhadap
suatu masalah maka akan timbul pertengkaran.
Bagaimana dengan opsi yang ketiga,
dicintai dan mencintai. Nah…. yang ini bila dilihat sepintas memang
merupakan bentuk ideal dari sebuah hubungan, namun apabila tidak
dipahami dengan tepat dan bijak, terkadang kita tidak tau harus memulai
yang mana dahulu, mencintai dulu baru dicintai, atau dicintai dulu baru
mencintai?.
Dicintai dan mencintai sebenarnya
merupakan dua sisi mata uang yang tidak terpisah… bila dianggap ingin
memiliki cinta yang ideal. Namun yang perlu disadari adalah, sepereti
juga pembahasan kita terdahulu (Komunikasi Empatik Melanggengkan Cinta)
bahwa untuk dicintai kita terlebh dahulu harus dicintai, namun… untuk
dicintai ada syaratnya… apa syaratnya…. seperti dikatakan Mario Teguh…
Cinta memang datang pada orang yang memang pantas untuk dicintai … nah
selama ini apakah kita sudah melakukan hal-hal yang membuat kita pantas
untuk dicintai seseorang. Apakah kita selalu ramah, santuh, murah
senyum, berpikir positif dan selalu berempati pada pasangan kita. Bila
kreteria di atas sudah terpenuhi dalam diri kita, penulis sangat yakin
1000 persen bahwa kita sangat..sangat pantas untuk dicintai. Namun ada
saja yang mengatakan bahwa ”Saya sudah melakukan hal tersebut mengapa
saya merasa belum dicintai”. Saudaraku dengan berpikir demikian tanpa
sadar kita sebenarnya bukanlah orang yang pantas untuk dicintai. Karena
orang yang pantas untuk dicintai tak pernah berpikir demikian
..negatif thingking… baca edisi Cinta Dan Rasa Ingin Memiliki.
Orang pantas untuk dicintai selalu
menlakukan kebaikan untuk pasanganya, atau untuk semua orang yang ada
dimuka bumi ini tanpa ingin berbalas/ tanpa pamrih, sehingga rasa sayang
yang tulus ihlas itulah yang akan berbuah dicintai.
Sekarang kita mencontoh saja seseorang
yang sangat mulia yang sikap hidupnya sangat dicintai semua orang….
siapa lagi kalau bukan Muhammad Rasulullah… sekarang siapa yang tidak
jatuh hati dengan kepribadian demikian… jawabanya…. tak ada yang tak
suka, semua orang menyukai kepribadian Muhammad. Jadi apabila kita
merasa sudah melakukannya dan belum juga dicintai, mungkin disitu kita
perlu melakukan koreksi terhadap perasaan kita itu, apakah itu perasaan
yang benar-benar jujur ataukah hanya persaan nafsu ingin dicintai.
Simpulan… jadi mencintai dan dicintai
bukanlah perdebatan yang harus di tonjolkan, hal tersebut hanya membuat
hubungan kehilangan arah, yang harus dilakukan adalah… pantas dan tidak
pantaskah kita dicintai… itu saja ( http://soeyoeno.com )
0 komentar:
Posting Komentar